MEGAPOLITAN.ID – Kekinian, peminat burung kolongan datang dari berbagai kalangan. Bahkan, sekelas Menteri UMKM Teten Dasuki, dikabarkan sudah bermain merpati kolong.
“Dari semua kalangan penghobi merpati kolong. Menteri UMKM saja main merpati loh,” kata penghobi burung merpati kolong, Putra Aditya, Minggu (24/9/2023).
Menurutnya, penghobi burung merpati kini bisa disetarakan dengan penghobi burung kicau yang juga berasal dari berbagai kalangan.
“Sama seperti penghobi burung kicau, dari kelas bawah sampai atas ada. Nah saat ini penghobi burung merpati pun demikian,” ujar pria yang akrab disapa Otong itu.
Ia menjelaskan, melatih burung merpati sebenarnya tak terlalu sulit, hanya memerlukan ketelatenan.
Burung merpati sudah bisa dilatih di usia sekitar satu tahunan. Dimulai dari terbang jarak dekat hingga ratusan meter.
Burung merpati yang masih proses dilatih, satu giringan bisa dilatih lima sampai enam hari. Di hari keenam cukup dilatih mengabiskan giringan.
“Habiskan giringan hari ke 6, dan diwajibkan beristirahat,” ucap Otong.
Sedangkan merpati yang sudah bisa berlomba, kata dia, dilatih secukupnya saja. Tidak perlu diforsir seperti burung bahan atau burung muda yang baru masuk proses berlatih.
“Kalau merpati yang sudah terbiasa lomba, tidak seperti melatih merpati yang masih proses dijadikan player,” jelasnya.
Sedangkan untuk proses perjodohan ke betina, bisa dilakukan saat merpati jantan berusia sekitar delapan bulan.
Otong pun mengungkapkan suka duka menjalani hobi yang sudah digelutinya selama 15 tahun itu. Ia kerap menahan panas saat melatih burung, bahkan bisa seharian di luar rumah.
“Namanya hobi itu, kadang tak kenal waktu, tak kenal lelah,” celetuknya.
Jika dilatih secara rutin, merpati bahan sekalipun tentunya bisa menjadi juara. Sebaliknya, burung yang berasal dari trah merpati juara, tak kan bisa berhasil tanpa latihan tekun.
“Merpati ber-trah tidak jaminan bisa juara dan laku hingga ratusan juta atau miliaran, tanpa ada faktor latihan yang benar dan tekun,” pungkas Otong.