Tim kuasa hukum paslon Heri Koswara-Sholihin, Iqbal Daut Hutapea menanggapi isu pelecehan seksual yang menyeret nama calon Wakil Wali Kota Bekasi nomor urut 01.

Iqbal mengatakan isu yang sedang dimainkan oleh wanita berinisial IL, yang notabene pendukung dari paslon pilkada, sangat kental dengan unsur politis.

Menurutnya, kontestasi Pemilu sejatinya adalah sarana pesta demokrasi yang harusnya diselenggarakan dengan suasana sukacita, disertai adu gagasan dan program masing-masing paslon.

“Namun yang terjadi saat ini kondisi kontestasi Pilkada Kota Bekasi sedang tidak baik-baik saja karena salah seorang dari oknum pendukung paslon lain, menarasikan dirinya adalah korban pelecehan seksual,” kata Iqbal dalam keterangannya, Kamis (21/11/2024).

IL melalui kuasa hukumnya, diketahui telah melaporkan dugaan pelecehan seksual tersebut ke Polda Metro Jaya. Namun Iqbal membantah dan menyebut ini sebagai skenario keji yang bermuatan politis, karena secara nyata menyerang kehormatan, nama baik dan harga diri Sholihin, di tengah pencalonannya sebagai wakil wali kota.

“Skenario kotor busuk dan keji yang dilakukan oleh wanita berinisial IL tersebut tak terbantahkan, sangat bermuatan politis,” tegas Iqbal.

Selain itu, lanjut Iqbal, IL membuat laporan polisi pada 16 November 2024, beberapa hari setelah wanita tersebut hengkang dari partai pengusung Heri-Sholihin.

“Yang dilakukan IL adalah tindakan pembunuhan karakter, menyerang kehormatan, nama baik dan dapat dikualifikasikan sebagai perbuatan black campaign/kampanye hitam yang bertujuan menciptakan opini negatif serta membuat gaduh Pilkada,” tegasnya.

Iqbal menegaskan, para paslon sepatutnya mengajak simpatisan dan relawan untuk ikut bertanggung jawab dalam menciptakan opini publik yang cerdas, sambil beradu argumentasi serta program.

“Bukan membuat narasi yang kotor, busuk dan keji sehingga membuat suasana gaduh dan dapat menciptakan suasana konflik antara pendukung paslon cawalkot,” terangnya.

Mengingat hari pencoblosan yang tersisa kurang dari sepekan, Iqbal mengajak seluruh pihak untuk menahan diri dan tidak ikut berkomentar maupun menyebarkan isi rekaman yang belum diuji keasliannya.

“Karena hal tersebut dapat membuat suasana semakin gaduh, bahkan dapat menimbulkan gesekan fisik antara kedua pendukung paslon,” tandasnya.

Ahmad Rapido
Editor