Publik tengah dihebohkan dengan rekaman suara dugaan pelecehan seksual yang menyeret nama calon Wakil Wali Kota Bekasi nomor urut 01, Sholihin, menjelang hari pencoblosan 27 November 2024.

Pakar telematika Abimanyu Wachjoehidjat menyebut rekaman suara belum bisa dipastikan keasliannnya karena masih butuh pengujian.

“Butuh pengujian apakah suara itu dihasilkan dari Agen Intelegen (AI) atau bukan,” kata Abimanyu dalam keterangannya, Jumat (22/11/2024).

Proyek AI sendiri diketahui sudah menyebar ke seluruh lapisan masyarakat karena banyak peminat. Bahkan, hampir setiap aplikasi di gen Z sudah diberikan aplikasi AI, baik berbayar ataupun gratis.

Hanya saja, Abimanyu masih enggan melalukan trik pengujian kebenaran suara rekaman tersebut, apakah dihasilkan AI.

“Dihasilkan AI atau benar ada orangnya. Itu teknis,” ucap Abimanyu.

Ia juga menegaskan, pengujian untuk rekaman suara tidak bisa sembarangan orang. Dibutuhkan mereka yang ahli di bidangnya untuk memastikan keaslian rekaman.

“Kalau bukan ahlinya, yah tentu tidak bisa lah,” jelasnya.

Abimanyu tak menampik, jika fenomena AI sudah sangat mendunia dan berdampak pada banyak hal. AI kerap dimanfaatkan untuk membuat karikatur maupun suara yang dinilai bisa mirip dengan suara manusia aslinya.

“Bukan hanya di Indonesia, AI sudah mendunia,” tandasnya.

Terpisah, Akademisi Unisma 45 Bekasi, Abdul Choir mengatakan, alih-alih menggunakan kampanye hitam yang menyangkut privasi, para paslon seharusnya bicara soal program dan gagasan.

“Karena kalau sudah masuk kampanye hitam, dampaknya ke banyak pihak,” ujarnya.

Terlebih, lanjut Choir, jika kampanye hitam yang dinarasikan tidak terbukti, maka orang yang terlibat bisa terkena sanksi sosial hingga pidana.

“Kalau itu tidak terbukti, seseorang yang melakukan kampanye hitam bisa kena sanksi sosial, bahkan sampai pidana karena dianggap pencemaran nama baik,” imbuhnya.

Diketahui, rekaman suara berdurasi 4 menit 26 detik yang beredar di media sosial, memuat percakapan dua orang antara pria dan wanita, yang mengindikasikan pengakuan dan negosiasi terkait dugaan pelecehan seksual.

Tim kuasa hukum paslon Heri Koswara-Sholihin, Iqbal Daut Hutapea mengatakan isu yang sedang dimainkan oleh wanita berinisial IL, yang notabene pendukung dari salah satu paslon pilkada, sangat kental dengan unsur politis.

Menurutnya, kontestasi Pemilu sejatinya adalah sarana pesta demokrasi yang harusnya diselenggarakan dengan suasana sukacita, disertai adu gagasan dan program masing-masing paslon.

“Namun yang terjadi saat ini kondisi kontestasi Pilkada Kota Bekasi sedang tidak baik-baik saja karena salah seorang dari oknum pendukung paslon lain, menarasikan dirinya adalah korban pelecehan seksual,” kata Iqbal dalam keterangannya, Kamis, 21 November 2024.