MEGAPOLITAN.ID – Pedagang burung ocehan di Pasar Burung Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengeluhkan omset yang terus menurun.
Salah satunya Gatot, pedagang burung ocehan yang mengalami kelesuan penjualan selama kurang lebih dua bulan terakhir.
“Sepi banget omsetnya dua bulan terakhir ini. Biasanya burung terjual satu, dua. Sekarang boro-boro,” kata dia kepada Megapolitan.id, Jumat 22 September 2023.
Gatot mengaku penurunan omset terjadi pada penjualan burung Murai yang harganya menurun drastis. Seperti burung Murai Batu yang harga tertingginya hanya bisa terjual Rp 2 juta.
‘Murai yang gacor paling laku terjual cuma Rp 2 juta. Burung belum berprestasi atau belum bisa dilombakan, cuma sudah rajin bunyinya,” ujar dia.
Sementara untuk burung kicau lainnya, seperti Kacer, Cucak Ijo dan Cucak Rowo harganya masih terbilang stabil. Untuk bahan Cucak Ijo yang belum bunyi harganya di kisaran Rp 500-600 ribu. Sedangkan yang sudah rajin bunyi alias gacor bisa terjual Rp 1 juta.
“Kacer bahan, seharga Rp 250 ribu, sedangkan yang sudah mulai bunyi-bunyi Rp 500 ribu. Kalau yang gacor itu Rp 600 ribu sampai Rp 700 ribu,” ungkapnya.
“Cucak Rowo Rp 4 juta ini harga masih anakan. Kalau yang sudah bunyi atau gacor bisa Rp 6-7 juta,” jelasnya.
Kondisi penjualan yang terus menurun membuat Gatot terus merugi. Terlebih ia harus tetap mengeluarkan biaya untuk pembelian pakan burung, seperti kroto, jangkrik pur dan vitamin.
“Cuma pengeluaran terus, (beli) jangkrik, kroto dan multivitamin. Apalagi musim kemarau gini rentan sakit, segala macam penyakit pasti ada,” keluhnya.
Meski begitu, Gatot mengaku terus berupaya sabar dan berharap usahanya akan kembali mengalami peningkatan seperti sebelumnya.
“Cuma bisa sabar, keadaannya memang lagi sepi begini, mau gimana lagi. Paling dirawatin sendiri burungnya biar tetap sehat,” pungkasnya.
Dari pantauan, terdapat kurang lebih 10 pedagang burung kicau di Pasar Burung Rawalumbu yang seluruhnya mengalami sepi penjualan.
Tinggalkan Balasan