Seorang mahasiswa Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi meninggal dunia saat mengikuti Pendidikan Latihan Dasar (Diklatsar) Mapala di jalur pendakian Puncak Gunung Sanggabuana, Karawang, Jumat, 27 Desember 2024.

Ada informasi jika korban sempat mengalami kesurupan sebelum meninggal dunia. Hal ini disampaikan Norman, anggota Komunitas Baraya Sanggabuana yang mendampingi kegiatan penelitian kelompok studi SURILI IPB selama 20 hari.

Menurut Norman, saat itu dirinya bersama anggota Sanggabuana Wildlife Ranger, ikut menolong dan mengevakuasi korban. Rekan korban bercerita jika korban sempat mengalami kesurupan dan berusaha menyerang senior panitia Diklatsar menggunakan batu.

“Informasinya, sebelum kesurupan sempat ditegur panitia Diklat, mungkin dimarahin. Kemudian kesurupan dan pingsan,” kata Norman, dikutip Minggu (29/12/2024).

Ia menyebut, saat kejadian tersebut, pihak panitia Diklat sempat turun ke kampung untuk meminta bantuan warga setempat, menyembuhkan kesurupan yang dialami korban.

“Padahal kita, para ranger dan tim IPB ada di Pancuran Kejayaan, jalur pendakian. Mereka tidak info ke kita,” ungkap Norman yang juga warga asli Mekarbuana.

Saat memeriksa barang bawaan korban, Norman melihat bekal nasi dan makanan yang masih utuh. Berdasarkan temuan tersebut, ia dan para ranger menduga jika korban bukan kesurupan, melainkan hipotermia.

Menurutnya, gejala hipotermia dan kesurupan sangat mirip. Hipotermia atau penurunan suhu tubuh merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang pendaki. Gejalanya akan semakin parah jika pendaki belum mendapat asupan makanan.

Norman dan rekannya sempat memeriksa kondisi korban yang sudah terbujur kaku dan ditutupi jas hujan. Tidak terdapat denyut nadi pada pergelangan tangan korban.

Karena tidak ada tenaga medis maupun pihak kepolisian, mereka pun sepakat membawa korban turun dengan terlebih dulu membuat tandu menggunakan kayu dari hutan. Mereka pun sampai di perkampungan sekira pukul 02.00 WIB.

Sementara Kepala Kepolisian Sektor Tegalwaru, Inspektur Satu (Iptu) Atta menyebutkan, pihaknya tidak menerima pemberitahuan terkait kegiatan Diklatsar Mapala Unisma. Pihak Perhutani, melalui Asper BKPH Pangkalan, Karyana, menyatakan hal yang sama, bahwa kegiatan mahasiswa Unisma tidak dilaporkan ke Perhutani

Kegiatan Diklatsar Mapala Unisma Bekasi diikuti enam peserta dengan panitia sebanyak sepuluh orang Mapala senior. Sejauh ini belum ada keterangan resmi dari pihak panitia.