Front Penyelamat Kedaulatan Rakyat (PKR) bersama emak-emak pergerakan tangguh menyampaikan harapan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk bersikap tegas sebagai pemimpin.
Sikap tegas yang dimaksud, yakni agar Prabowo amanah menjalankan mandat rakyat dan menyelamatkan NKRI dari cengkraman pengaruh anasir kekuasaan Jokowi dan oligarki kekuasaan.
Hal tersebut disambut saat massa melangsungkan aksi simpatik di Patung Kuda Monas, Senin (16/12/2024) sekira pukul 12.00 WIB. Massa juga menebar bunga untuk pengendara dan pejalan kaki.
Dengan adanya aksi tersebut, massa berharap dapat memberikan support kepada Prabowo sebagai presiden terpilih, untuk mewujudkan keinginan tersebut.
“Presiden Prabowo kami harapkan lebih membela kepentingan rakyat ketimbang kepentingan Jokowi dan keluarga, serta kepentingan oligarki yang sudah menguasai banyak aset dan kekayaan negara dari hasil kejahatan demokrasi dan konstitusi,” kata Ketua Umum Front PKR, Dhio Suharmunastri.
Selain membagikan bunga, massa juga menyuarakan tuntutan kepada Prabowo untuk membereskan semua masalah dan krisis multidimensi yang terjadi di negara ini.
Adapun beberapa poin dukungan dan aspirasi emak-emak Front PKR kepada Prabowo, di antaranya memberantas korupsi dan menindak para koruptor, memberantas para mafia tanah, mafia peradilan, mafia impor dan semua mafia yang merugikan rakyat dan negara.
“Menuntut Presiden Prabowo menghentikan dan membatalkan semua proyek PSN yang terkait PIK serta mengadili semua pelaku yang terlibat termasuk Aquan cs,” ujar Dhio.
Kemudian mendesak Prabowo segera memulihkan keamanan dan keselamatan negara dan rakyat Indonesia dari upaya merampas kedaulatan RI, baik dalam bentuk kolonialisme secara ekonomi, politik, hukum, budaya terlebih keamanan dan pertahanan negara.
Terakhir, mendukung secara bulat kepemimpinan Prabowo untuk mewujudkan kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Semoga Presiden Prabowo tetap memiliki komitmen dan konsistensi memperjuangkan rakyat, negara dan bangsa Indonesia dengan semangat patriotisme dan nasionalisme,” tandas Dhio.
Tinggalkan Balasan