Sebanyak 17 polisi yang terlibat dalam pembubaran puluhan remaja yang berujung tewasnya tujuh orang di Kali Bekasi, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, menjalani pemeriksaan oleh Bid Propam Polda Metro Jaya.
“Sampai dengan saat ini, ada 17 anggota Polri yang dilakukan pengambilan keterangan oleh Bid propam Polda Metro Jaya,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi saat konferensi pers, Kamis, 26 September 2024.
Selain pihak kepolisian, ada 10 orang warga sipil yang juga turut diperiksa Bid Propam Polda Metro Jaya. Pemeriksaan ini untuk kepentingan penyelidikan kasus agar terang benderang.
“Sekali lagi, ini merupakan bentuk komitmen Bapak Kapolda Metro Jaya untuk membuat terang, transparan, agar nanti hasilnya bisa dipertanggungjawabkan,” jelas Ade Ary.
Dalam hal ini kepolisian akan memeriksa dugaan pelanggaran kode etik terhadap belasan petugas yang membubarkan para pelajar yang diduga hendak tawuran.
Ade Ary menegaskan pihaknya akan transparan dalam penanganan kasus ini. Hal ini dibuktikan dengan pelibatan pihak eksternal sebagai bentuk keterbukaan Polri dalam membuat titik terang benderang.
Diketahui, kasus tewasnya tujuh remaja di Kali Bekasi yang diduga hendak tawuran, mendapat sorotan publik hingga menjadi isu nasional. Komisi III DPR RI, bahkan sampai menyambangi lokasi untuk mengetahui peristiwa yang sebenarnya.
Mengingat jumlah korban yang cukup banyak, beragam asumsi publik pun mulai bermunculan. Hingga akhirnya timbul pertanyaan publik, apakah para remaja tersebut benar-benar menceburkan diri atau sengaja diceburkan oleh petugas patroli.
Inilah yang ingin dipastikan jajaran Komisi III DPR RI, di antaranya Wakil Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman, Arteria Dahlan, Nazaruddin Dek Gam, Habib Aboe Bakar Al Habsyi, Heru Widodo, dan I Wayan Sudirta.
Rombongan dewan datang dengan menggunakan tiga bus dan kendaraan roda empat. Dengan terjun langsung ke TKP, mereka berharap mendapat jawaban meyakinkan tentang kebenaran dari peristiwa tragis di sepanjang sejarah tawuran di Kota Bekasi tersebut.
“Kami perlu melihat langsung situasi di sini seperti apa, sehingga tidak timbul asumsi-asumsi, tuduhan-tuduhan yang tidak pas,” ujar Habiburokhman, Selasa, 24 September 2024.
Tinggalkan Balasan