Bekasiraya.id, Kota Bekasi – Raut sedih menyelimuti wajah Sri Kurniati, warga Villa Indah Permai, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Wanita yang berprofesi sebagai guru TK itu harus menelan pil pahit melihat kondisi buah hatinya yang tak lagi normal seperti sedia kala.
Ya, sang anak yang bernama Ahmad Syamil Alfazy (8), mengalami lumpuh sejak pertengahan 2022. Bocah malang itu diduga menjadi korban malpraktik RSUD Chasbullah Abdul Madjid.
Sambil menggendong buah hatinya, Sri menyambangi Polres Metro Bekasi Kota untuk membuat laporan. Ia mengadukan sejumlah tenaga medis dan dua orang dokter RSUD berinisial DSD dan CA yang kala itu menangani Syamil.
“Ingin buat laporan polisi terkait kondisi anak saya usai mendapat penanganan medis di RSUD Kota Bekasi,” kata Sri belum lama ini.
Menurut Sri, kondisi anaknya sangat memprihatinkan. Tak hanya lumpuh, Syamil disebutkan tak bisa lagi berbicara. Tatapan matanya juga terlihat kosong dan tak pernah sekalipun menangis.
Sri pun menceritakan ikhwal kejadian yang menimpa sang anak. Awalnya Sri bersama keluarganya pulang ke kampung halaman di Palembang. Kala itu Syamil yang sedang bermain, ditabrak sepeda motor dan terluka di bagian hidung.
Tiga bulan setelah peristiwa tabrakan, Syamil semakin kehilangan keseimbangan. Sri pun membawa buah hatinya ke IGD RSUD Kota Bekasi pada Juni 2022.
Pihak RSUD lalu mengarahkan Sri ke dokter anak. Dan saat berada di ruangan dokter anak, Syamil disebutkan terjatuh dari tempat tidur.
Korban kemudian dibawa ke ruangan PICU. Ia sempat kejang dan tidak berbicara. Bahkan keesokan harinya kondisi Syamil tidak bisa berjalan.
Sri yang mencoba bertanya perihal kondisi anaknya tersebut, mengaku malah dimarahi dokter yang menangani.
“Anak saya mengalami lumpuh usai mengonsumsi obat Topamax. Padahal sebelumnya normal, sebelum masuk RSUD,” ujar Sri.
Alih-alih sembuh, kondisi Syamil justru semakin memburuk pasca tiga bulan dirawat. Karena tak kunjung membaik, Sri pun memilih tidak melanjutkan perawatan di RSUD.
Saat ini kondisi Syamil nampak memprihatinkan. Ia tidak mampu merespons hal apapun di sekitarnya. Sri pun harus menggendongnya jika ingin beraktivitas.
Sri berharap melalui laporan ini, anaknya mendapat keadilan. Sri ingin anaknya bisa kembali melanjutkan pendidikan di pesantren.
“Saya ingin anak saya sembuh, normal seperti semula. Anak saya bawa ke rumah sakit ingin sehat, mengapa jadi begini,” keluhnya sambil menitikkan air mata.
Kasus yang menimpa Ahmad Syamil Alfazy telah dilaporkan ke polisi dengan nomor LP/B/3274/XI/2023/SPKT.SATREAKRIM/POLRES METRO BEKASI KOTA / POLDA METRO JAYA.