Relawan Anies Baswedan yang dikenal dengan nama BroNies, menggelar Maklumat Kebudayaan di Aula PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2024) siang.
Acara tersebut sekaligus diisi dengan peluncuran dan bedah buku “Anies Baswedan: Buku, Film, Kopi, Bola dan Cerita Lainnya”, yang juga dihadiri langsung oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Ketua Umum BronNis Yusuf Blegur mengatakan dalam pidato kebudayaan itu, Anies akan berbicara tentang legasinya selama memimpin warga Jakarta.
“Termasuk visi dan misi Anies saat Pilpres 2024 yang sangat relevan dan kompatibel dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah,” kata Yusuf.
Adapun buku yang akan diluncurkan merupakan hasil kolaborasi dirinya dan jurnalis Yayat R Cipasang. Buku ini berisi kumpulan esai yang berupa karangan lepas yang ditulis sejak tahun 2022 hingga 2024.
Buku tentang Anies tersebut, diakui juga menggambarkan kondisi politik yang cukup relevan saat ini, terutama menjelang Pilkada Jakarta 2024.
“Buku secara eksplisit dan implisit mengulas kebijakan dan legasi Anies yang bisa dieksplorasi atau dilanjutkan oleh gubernur terpilih nantinya,” ungkap Yusuf.
Menurutnya, penulisan esai ditulis sangat subjektif dengan gaya masing-masing penulis. Tulisan berisi tentang gagasan, narasi dan aksi Anies Baswedan yang ditulis secara humanis, satire hingga absurd.
Namun Yusuf mengaku, secara keseluruhan, isi tulisan tak melulu berkaitan dengan kegiatan dan aktivitas Anies beserta legasinya.
“Tetapi lebih kepada isu utama yang selama menjadi gubernur DKI Jakarta dan saat Pilpres 2024, mendapat apresiasi masyarakat,” paparnya.
Yusuf pun optimis dengan hasil peluncuran buku nantinya. Menurutnya, industri perbukuan nasional, kopi, kuliner, olahraga terutama sepakbola dan soal isu kesetaraan dan keadilan, selama ini sudah banyak mendapat perhatian Anies.
Pesan yang dihasilkan buku ini juga diyakini terlihat dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat DKI Jakarta. Yusuf, bahkan menggambarkan Anies Baswedan sebagai fenomena dan model kepemimpinan nasional.
“Anies adalah fenomena dan model kepemimpinan nasional. Layak untuk dicatat, direnungkan dan didesiminasikan semua gagasan, narasi dan aksinya. Anies adalah sosok langka yang menjadi antitesa ketidakwarasan bangsa ini,” ucapnya.
Hal-hal tersebut yang kemudian menjadi alasan utama kedua penulis mengabadikan setiap langkah dan gerak Anies selama menjabat Gubernur DKI Jakarta.
“Semuanya ini harus dicatat, karena pepatah latin mengatakan, tulisan akan abadi, sementara omongan atau ocehan akan terbang bersama angin,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan