Analis politik dan aktivis 98, Yusuf Blegur menyebut bacalon Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad atau M2 sebagai kader terbaik PDI Perjuangan Kota Bekasi. Hal ini berdasarkan pemikiran dan karakter yang dimiliki mantan Wali Kota Bekasi itu selama terjun di perpolitikan.
Menurut Yusuf, sejauh ini hanya M2 kader yang aktif mengusung Trisakti Bung Karno untuk diterapkan di Kota Bekasi. Bahkan dari kader banteng sekalipun sepanjang sejarah, tak pernah terdengar menyuarakan konsep ini dalam kampanye pilkada.
“Bukan hanya relevan di Kota Bekasi, konsep Trisakti Bung Karno amat dibutuhkan dan mendesak diwujudkan di republik ini,” ujar Yusuf, Kamis (15/8/2024).
Figur M2 juga diakui banyak kalangan sebagai pemimpin yang fenomenal. Selain tidak berjarak dengan elit politik, M2 dinilai tetap setia bersentuhan sekaligus mengangkat kehidupan grass root atau yang biasa disebut wong cilik.
Dengan semua kelebihan dan kekurangannya, Yusuf meyakini masih banyak masyararakat yang merindukan dan menginginkan M2 memimpin kembali Kota Bekasi. Sebagian besar masyarakat Kota Bekasi masih membutuhkan figur pemimpin yang berkarakter seperti M2.
M2 disebut pernah menjadi pemimpin yang fenomenal, pernah dicintai dan dielu-elukan sebagian besar masyarakat Kota Bekasi. Hingga saat ini masih membekas torehan sejarah kebaikannya yang tak cukup terbilang.
Pengakuan publik terhadap pengabdian dan pengorbanan M2 untuk masyarakat Kota Bekasi dan kader PDI Perjuangan, menjadi bukti yang tak terbantahkan. Kehadirannya di Kota Bekasi melahirkan terobosan-terobosan pembangunan yang signifikan dalam melayani kebutuhan publik. M2 juga berperan penting membesarkan PDI Perjuangan di Kota Bekasi.
“Tak ada gading yang tak retak, begitu kata pepatah. Tak ada manusia yang sempurna kecuali Nabi Muhammad SAW. Manusia merupakan tempatnya kesalahan. Demikian pula seorang M2, pemimpin yang pernah berkecimpung sebagai birokrat dan politisi di Kota Bekasi, juga punya kelemahan dan kesalahan, baik sebagai pribadi maupun kehidupan sosial politik,” paparnya.
Yusuf mengakui sosok M2 masih kurang familiar di kalangan Gen-Z Kota Bekasi. Ini patut dimaklumi karena generasi muda tersebut memang tidak pernah bersentuhan selama 20 tahun kiprah M2 di Kota Bekasi.
Rekam jejak M2, mulai dari Anggota DPRD, wakil wali kota dan Wali Kota Bekasi dengan segala kebaikan dan kelemahannya. Siapa M2 sebenarnya, memang tak terjangkau dan tersentuh, bahkan sekedar info oleh generasi Z karena jarak usia yang terpaut jauh.
Saat memimpin Kota Bekasi 2008-2013, M2 mendapat tantangan mengubah stigma buruk Kota Bekasi secara nasional, melalui program penataan wilayah yang bersih, asri dan manusiawi. Mobilisasi masyarakat untuk berbenah lingkungan dilakukan, antara lain dengan menjaga kebersihan dan penanaman pohon massal di seluruh wilayah. Partisipasi dan kontribusi masyarakat juga masif dilakukan, termasuk lahirnya Gerakan Masyarakat (GEMAR) Adipura.
Fakta keberhasilan program-program pembangunan selama kepemimpinan M2, telah menjadi legacy yang begitu besar manfaatnya dirasakan oleh masyarakat kota Bekasi dan menjadi ikonik. Selain program pendidikan dan kesehatan gratis yang terus mengalami “improvment”, karya-karya M2 yang tetap kokoh hingga saat ini, antara lain pelebaran jalan Ahmad Yani, pembangunan fly over Summarecon, pembangunan Stadion Internasional Patriot Candrabhaaga, pembangunan kantor 10 lantai Pemkot Bekasi dan fasilitas pelayanan publik lainnya.
Sayangnya, insiasi dan inovasi M2 membenahi Kota Bekasi dari aspek pembangunan fisik dan lingkungan, terganjal masalah hukum yang disinyalir akibat politisasi kalau tidak mau disebut kriminalisasi. M2 diganjar hukuman 6 tahun oleh Mahkamah Agung dengan alasan grativikasi atau suap.
Setelah divonis bebas murni tidak bersalah oleh Pengadilan Negeri Bekasi dan Pengadilan Tinggi Jawa Barat, masalah M2 berlanjut dengan Kasasi MA yang kemudian berujung penjara untuk M2. Sebuah peristiwa yang mengejutkan dan sarat politis di tengah karya dan prestasi M2 selama menjadi pemimpin yang diakui oleh publik Kota Bekasi dan nasional.
Semua pengadilan tipikor yang dijalani jelas dan tegas membuktikan M2 tidak bersalah dan bebas murni. Saat vonis M2 dijatuhkan oleh MA, tak ada satu bukti pun ditampilkan siapa yang memberi suap dan siapa yang menerima suap sebagaimana dituduhkan pada M2. Kasus M2 begitu mencolok dipaksakan, sarat politis dan kriminalisasi. Saat itu banyak kalangan menilai kasus M2 menjadi dampak dari polarisasi tajam hubungan Megawati dan SBY yang tidak harmonis pasca pilpres 2004.
Niat baik dan tulus M2 untuk mengangkat harkat dan martabat mayarakat Kota Bekasi dari citra kota kriminal, kotor dan banjir, dihentikan oleh langkah hukum. Predikat laporan keuangan daerah dan kebijakan pemerintahan WTP dan predikat peraih Piala Adipura terganjal politisasi hukum saat itu.
“Karir pemerintahan M2 terhenti, tapi tidak dengan rekam jejak. Rekam karya dan rekam prestasi yang diakui dan mendapat kepuasan yang tinggi dari masyarakat Kota Bekasi dan daerah lainnya,” ucap Yusuf.
Ia berujar, M2 boleh terganjal masalah hukum yang sarat politis di masa lalu, tapi tidak dengan pesonanya sebagai pemimpin di kalangan sebagian besar masyarakat Kota Bekasi dan semua relasi di Indonesia. Ada antusiasme, apresiasi dan empati yang begitu tinggi dari siapapun yang mengenal M2.
Masalah M2 bukan masalah korupsi, dimana indikator kuatnya mengambil uang rakyat atau kekayaan negara untuk kepentingan pribadi, keluarga dan kelompoknya. M2 hanya menjamu dan melayani sepantasnya untuk panitia dan tim seleksi nasional terkait penilaian kelayakan Kota Bekasi untuk mendapatkan Adipura. Namun hukum kekuasaan melihat itu sebagai gratifikasi atau suap.
Terganjal masalah hukum dan berakhirnya karir pemerintahan, membuat M2 dan keluarga tak punya apa2, bahkan harus menyewa mobil untuk mobilitas istri dan keluarganya. Semua potensi akses kekayaan dan fasilitas yang dimilikinya selama menjadi pejabat, selalu diberdayakan untuk kepentingan banyak orang.
Kini M2 berusaha bangkit dan mencoba kembali upaya pengabdiannya untuk masyarakat kota Bekasi melalui pilkada kota Bekasi tahun 2004. Masalah hukum masa lalu yang sering dimainkan menjelang persiapan pencalonan M2 sebagai Wali Kota Bekasi, tidak serta-merta dapat menghapus perjuangan dan pengabdiannya sejauh ini.
Bukti nyata pembangunan Stadion Internasional Patriot Candrabhaga, pembangunan Fly Over Summarecon yang menghubungkan wilayah utara dan Selatan, pelebaran Jalan Utama Ahmad Yani dan berdirinya kantor pemerintahan 10 lantai, serta pelbagai sarana-prasarana pelayanan publik lainnya, menjadi karya ikonik M2 yang abadi dan tak terlupakan bagi masyarakat kota Bekasi.
Selain catatan manis dan bermakna dalam pemerintahan dan masyarakat kota Bekasi yang telah ditorehkan. M2 juga tak kalah fenomenal prestasinya dalam ikut membesarkan partai politik yang dipimpinnya.
Sebagai ketua PDI Perjuangan kota Bekasi, M2 berhasil mengangkat partainya dari partai gurem dan terpinggirkan, menjadi partai politik penguasa di Kota Bekasi. PDI Perjuangan menjadi partai politik papan atas dan disegani di Kota Bekasi karena sentuhan tangan dingin M2.
Dalam sejarah Kota Bekasi, M2 menjadi wali kota pertama dari PDI Pejuangan setelah puluhan tahun Bekasi (kabupaten) berdiri dan lahirnya Kota Bekasi pada tahun 1997. Saat menjadi ketua PDI Perjuangan bersamaan menjabat wakil wali kota dan wali kota Bekasi, M2 berhasil mengangkat kehidupan masyarakat luas dan kader PDIP kota Bekasi.
Salah satunya di sektor lapangan pekerjaan, pengangkatan hampr 11 ribu tenaga kerja di TKK dan PNS selama M2 menjabat mulai dari wakili hingga walikota Bekasi.
Pesona M2 tak terbilang. Gairahnya pun tak pernah hilang. Karakter M2 yang humanis selalu menebarkan sikap kepedulian dan pengorbanan kepada siapapun baik yang dikenal maupun tak dikenal. Pengabdiannya untuk masyarakat kota Bekasi dan PDI Perjuangan menjadi saksi hidup yang tak bisa dihapuskan dari jejak figur seorang M2.
“lebih dari sekedar egaliter dan berjiwa demokrat, M2 juga memiliki habit sebagai pemimpin yang open, mudah bergaul dan pandai merangkul baik kawan maupun lawan sosial dan politiknya,” ungkapnya.
Menghadapi Pilkada Kota Bekasi dan proses kontestasinya sembari menunggu rekomendasi PDI Perjuangan, atmosfer dukungan luas begitu kental terasa dukungan masyarakat, mulai dari elit dan partai politik, kelas menengah seperti intelektual dan aktifi pergerakan hingga ke level grass root terus menyala. Menjelang ujung pendaftaran calon wali kota dan wakil wali kota Bekasi di KPUD, M2 bersiap menyambutnya dengan kegembiraan dan kemenangan pilkada Kota Bekasi.
“Dengan semua loyalitas dan militansi serta pengabdian dan pengorbanan dalam dirinya. Mochtar Mohamad (M2) terbukti dan tak terbantahkan sebagai kader terbaik PDIP kota Bekasi,” tandas Yusuf.
Tinggalkan Balasan