Belasan eks caleg dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berbalik kanan mendukung paslon nomor urut 3, Tri Adhianto-Harris Bobihoe (Ridho) di Pilkada Kota Bekasi 2024.
Isu yang mencuat menyebutkan, alasan para eks caleg berputar haluan lantaran bantuan anggaran sebesar Rp 1 miliar per caleg yang dijanjikan Sholihin pada Pileg 2024 lalu, tidak pernah terealisasi.
DPC PPP Kota Bekasi mengaku tak ambil pusing dan merespons santai aksi belasan eks calegnya. Hal ini dikarenakan para eks caleg tidak lagi mengenakan almamater partai berlambang Ka’bah itu.
Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPC PPP Kota Bekasi, M Arif mengatakan para eks caleg merupakan figur eksternal partai yang ikut mendaftar rekrutmen Pileg 2024 yang dibuka PPP.
“Kita tegaskan eks caleg kami yang memilih mendukung calon lain di Pilkada Kota Bekasi, bukan kader PPP. Mereka hanya pernah jadi caleg, karena memang saat Pileg 2024 lalu kita melakukan rekrutmen terbuka bagi masyarakat umum,” kata Arif, Selasa (12/11/2024).
“Ada saudari Ida Lariani dan Sirojudin, keduanya sudah bukan lagi caleg PPP karena jauh-jauh hari telah mencoba menjadi bakal calon perseorangan namun gagal,” ungkapnya.
Pria yang juga menjabat Ketua Desk Pilkada DPC PPP Kota Bekasi itu membantah isu yang mengaitkan perpindahan para eks caleg dikarenakan perkara uang Rp 1 miliar.
Arif menyebut telah terjadi kesalahpahaman. Pasalnya q, uang sebesar Rp1 miliar yang dijanjikan partainya saat Pileg 2024, dimaksudkan untuk keperluan pemenangan partai, bukan untuk pribadi si caleg.
“Uang Rp 1 miliar itu untuk keperluan pemenangan partai pada Pileg 2024, bukan untuk pribadi caleg. Jadi saya kira mereka salah kaprah soal uang tersebut,” jelas Arif.
Ia pun mengingatkan kepada siapapun agar berhati-hati dalam mengolah informasi, terutama yang berkaitan dengan nominal uang. Hal ini untuk mencegah adanya kesalahpahaman yang bisa menimbulkan fitnah.
“Lebih berhati-hati dalam mengolah informasi, apalagi sampai pada tahap penyebarluasan informasi tersebut. Hal-hal semacam itu akhirnya bisa menjadi fitnah dan penyesatan informasi,” imbuhnya.
Meski begitu Arif sekali lagi menegaskan, peralihan dukungan dari satu paslon ke paslon lain, merupakan hal yang lumrah dalam dunia politik. Karena itu pihaknya tidak terlalu mempermasalahkan.
“Dalam politik tentu hal semacam ini biasa saja, bukan hal luar biasa, jadi kita santai menyikapi fenomena ini. Toh dari situ terlihat, individu mana yang memang ingin bersama PPP dan yang tidak,” paparnya.
“Kalau kader PPP, pengurus dan simpatisan jelas semua satu suara, solid mendukung Heri-Sholihin. Dan kita jamin adanya gerakan yang coba memecah belah kekuatan kami, sama sekali tidak akan berdampak,” tegasnya.
Sebaliknya, Arif mengaku bersyukur atas kepindahan para eks caleg tersebut. Menurutnya, dengan mereka tetap di PPP, dikhawatirkan akan merusak soliditas partai menjelang hari pencoblosan.
“Bersyukur sekali, mereka keluar dengan sendirinya. Justru kalau mereka masih ada, bisa jadi malah merusak gerak langkah kami karena mereka tidak seirama dengan langkah partai,” tandasnya.
Ditambahkan Sekretaris DPC PPP Kota Bekasi, Dawam Mahfudz yang menyebut aksi para eks caleg hanya sekedar cari panggung di Pilkada Kota Bekasi.
“Maklum cari panggung cari rezeki di pilkada,” celetuk Dawam.
Ia pun menegaskan partainya sudah cukup memfasilitasi para eks caleg yang kala itu bertarung di Pileg 2024. Ia pun memastikan tidak ada pungutan biaya sedikitpun dari para eks caleg tersebut.
“DPC sudah cukup memberikan sesuatu di Pileg 2024 kemarin, bahkan semua sudah dibantu. Dan DPC tidak meminta sepeser pun dari para caleg, bahkan anggaran saksi pun dikeluarkan oleh DPC,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan