Bekasiraya.id – Ratusan pekerja sektor pariwisata di Jawa Barat, mulai dari sopir bus wisata hingga pelaku UMKM, memadati depan Gedung Sate, Kota Bandung. Aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang dianggap menekan kehidupan pelaku wisata daerah.
Massa mendesak pencabutan poin ketiga dalam Surat Edaran Gubernur Jabar Nomor 45/PK.03.03/KESRA yang melarang kegiatan study tour. Kebijakan tersebut dianggap menjadi penyebab utama lumpuhnya sektor pariwisata yang selama ini bergantung pada kunjungan dari sekolah-sekolah.
Koordinator aksi dari Solidaritas Pekerja Pariwisata Jawa Barat (P3JB), Herdi Sudardja, menegaskan bahwa larangan itu telah menghancurkan mata pencaharian banyak pelaku usaha kecil maupun besar.
“Tuntutan kita itu hanya satu, cabut larangan gubernur kegiatan study tour sekolah. Dari sekolah di Jawa Barat ke luar Jawa Barat,” ujar Herdi, dikutip Kompas, Senin (21/7/2025).
Ia menyebut dampak kebijakan tersebut lebih parah dari krisis saat pandemi. Banyak pengusaha tidak lagi menerima pemesanan, sehingga tidak mampu menutup beban operasional, termasuk cicilan ke lembaga pembiayaan.
“Karena tidak ada order, bagaimana pengusaha bisa bertahan. Bahkan, saya katakan ini lebih daripada resesi waktu kita Covid-19 jelas berhenti. Beban perusahaan, para pengusaha juga banyak dihentikan. Beban-bebannya termasuk dari pihak pembiaya. Katakanlah bank, leasing, itu kan juga banyak dihentikan,” ungkapnya.
Menurut Herdi, aksi turun ke jalan adalah langkah terakhir setelah berbagai upaya pendekatan dan dialog dengan pemerintah provinsi tak mendapat respons yang diharapkan.
“Kita sudah melakukan beberapa upaya, termasuk audensi, termasuk para pengusaha dari sektor transformasi pariwisata Jabar, sudah melayangkan surat yang saya dapat info ke Gubernur pada bulan Mei 2025. Saat itu tidak direspons oleh yang bersangkutan oleh Gubernur,” tandas Herdi.
Tinggalkan Balasan