Bekasiraya.id – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyediakan peluang kerja internasional bagi warganya.
Melalui program pemagangan dan penempatan tenaga kerja ke Jepang, Disnakertrans berupaya menjawab kebutuhan tenaga kerja Negeri Sakura sekaligus meningkatkan daya saing pemuda daerah.
Kepala Bidang Pelatihan, Produktivitas, Penempatan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (P3TKT), Dewi Andani menjelaskan kerja sama antara Disnakertrans dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) telah berhasil memberangkatkan puluhan tenaga kerja terampil ke Jepang.
“Kerja sama dengan LPK semakin intens. Saat ini, ada sekitar 150.000 lowongan pekerjaan yang tersedia di Jepang, dan Indonesia menjadi salah satu negara yang diharapkan dapat mengisi kekosongan ini,” ujar Dewi, Minggu, 22 Juni 2025.
Sejak 2024, sebanyak 30 warga Bandung Barat telah diberangkatkan ke Jepang. Pada 2025 ini, 20 peserta tambahan dipastikan akan menyusul pada September mendatang. Sebelumnya, mereka mengikuti pelatihan intensif selama enam bulan di LPK, meliputi bahasa, budaya, tata krama Jepang, serta keterampilan teknis.
“Kami memastikan kesiapan mental dan teknis peserta sebelum keberangkatan. Pemerintah daerah menyiapkan anggaran pelatihan, sementara LPK bertanggung jawab atas pembinaan teknis,” jelas Dewi.
Menurutnya, pelatihan tersebut juga mencakup aspek administratif seperti pengurusan paspor, tiket, dan pemeriksaan kesehatan. Proses ini melibatkan kerja sama antara LPK, orang tua peserta, dan lembaga perbankan.
Dewi menambahkan, peserta yang menunjukkan kinerja baik selama magang tiga tahun di Jepang berpeluang memperpanjang kontrak hingga dua tahun, bahkan hingga delapan tahun. Setelah itu, mereka dapat membawa keluarganya untuk menetap di Jepang.
Ia mengaku, tahun ini sebanyak 20 peserta sudah mendapatkan penempatan kerja. Setelah pendidikan di LPK, mereka akan bersaing dengan pekerja dari negara lain sesuai bidang keahlian.
“Setelah proses pendidikan selama enam bulan di LPK, mereka akan bersaing dengan pekerja dari negara lain untuk mendapatkan posisi yang sesuai dengan kemampuan mereka. Bahkan, jika ada yang lebih cepat menyesuaikan, mereka bisa ikut serta lebih awal,” ungkap Dewi.
Meski tak ada batasan usia, lanjut Dewi, Disnakertrans memprioritaskan pemuda berusia 18–25 tahun yang dinilai lebih siap secara fisik dan mental untuk bekerja di luar negeri.
Saat ini, pengembangan LPK juga terus dilakukan di sejumlah kecamatan, termasuk di Cihampelas. Harapannya, warga yang ingin bekerja ke luar negeri, khususnya Jepang, bisa mengikuti pelatihan langsung di wilayah Bandung Barat tanpa perlu ke daerah lain.
Melalui program ini, tenaga kerja asal Bandung Barat diharapkan mampu meningkatkan kompetensi, meraih kesuksesan di Jepang, dan turut berkontribusi bagi perekonomian daerah maupun nasional.
Tinggalkan Balasan