Bekasiraya.id – Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, menyoroti potensi besar industri musik di Kota Ambon, Maluku, sebagai kekuatan ekonomi kreatif yang layak dikembangkan secara serius. Hal itu ia sampaikan saat mengikuti kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke daerah tersebut.
“Tidak hanya kekayaan alam, bakat dan karya anak bangsa adalah aset. Dan musik adalah salah satunya. Musik bisa menjadi penggerak ekonomi nasional jika ekosistemnya kita jaga dan perkuat,” kata politikus fraksi PDI Perjuangan itu melalui keterangannya, Senin, 16 Juni 2025.
Menurutnya, predikat “Kota Musik Dunia” yang disematkan UNESCO kepada Ambon adalah peluang besar yang perlu dimaksimalkan. Ia menilai Ambon memiliki talenta musik luar biasa yang bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah, bahkan nasional.
Namun demikian, Novita mengakui masih ada sejumlah tantangan yang perlu dibenahi. Di antaranya adalah akses terbatas ke label mayor, kurangnya dukungan distribusi karya, hingga relasi yang kerap tidak harmonis antara pencipta lagu, penyanyi, dan label rekaman.
“Saat ini kita menghadapi situasi yang cukup mengkhawatirkan, hubungan antara pencipta lagu, penyanyi, dan label rekaman sering kali tidak harmonis. Ini justru mengganggu misi besar kita: mendongkrak ekonomi nasional lewat karya musik,” ujarnya.
Novita juga menekankan pentingnya dukungan nyata dari pemerintah pusat. Ia menilai kehadiran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sangat krusial untuk menjembatani musisi lokal dengan industri berskala nasional maupun internasional.
“Kami melihat Kementrian Ekonomi Kreatif sudah mulai hadir, misalnya lewat bantuan pembuatan video klip. Tapi ini harus diperluas dan merata ke seluruh Indonesia. Jangan hanya di kota besar. Pemerataan fasilitasi dan inkubasi musisi daerah sangat penting. Musik bukan cuma soal popularitas, tapi peluang usaha nyata bagi anak muda yang tak terserap pasar kerja formal,” tambahnya.
Ia juga mengajak pemerintah untuk memberikan perhatian lebih pada generasi muda yang tertarik menekuni musik sebagai profesi, terutama di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian dan maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Musik bukan hanya panggung hiburan, tapi panggung ekonomi. Dari satu lagu, bisa hidup penyanyinya, penulis lagunya hingga operator panggung. Ini ekosistem yang harus dilindungi dan dikembangkan,” jelasnya.
Novita turut menyampaikan komitmen Komisi VII DPR RI untuk terus memperjuangkan pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal.
“Musik bukan hanya cermin ekspresi, tetapi juga simbol kemandirian ekonomi dan kejayaan suatu bangsa.” tandasnya.
Tinggalkan Balasan