Warga korban banjir di Kota Bekasi, Jawa Barat, masih membutuhkan bantuan, terutama makanan, obat-obatan dan air bersih. Banyak warga yang kesulitan mendapat air bersih, pascabanjir menerjang wilayah mereka.
Salah satunya warga Duren Jaya yang termasuk wilayah terdampak paling parah. Kondisi warga yang memprihatinkan, membuat beberapa pihak tergerak memberikan bantuan.
Di antaranya Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (GEKRAFS) Kota Bekasi yang mengadakan mobil pemadam kebakaran (damkar) serta memasok air bersih kepada warga Duren Jaya, Minggu (9/3/2205).
Langkah ini sebagai upaya tanggap darurat untuk membantu warga yang kesulitan mendapatkan air bersih. Warga pun menyambut baik bantuan yang diberikan. Mereka sangat bersukacita mendapat pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
“Kami memahami, bahwa salah satu kebutuhan utama warga terdampak banjir adalah air bersih. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk memberikan bantuan dalam bentuk obat-obatan, suplai air bersih serta mobil damkar yang berfungsi untuk membersihkan area yang terdampak,” ujar Ketua DPC GEKRAFS Kota Bekasi, Siska Ardhita Yofthie di lokasi.
Menurutnya, banjir yang melanda kawasan Duren Jaya disebabkan curah hujan tinggi yang terjadi beberapa hari terakhir serta meluapnya air sungai di sekitar wilayah tersebut. Akibatnya, banyak rumah warga yang terendam.
Tak hanya menghambat aktivitas sehari-hari, banjir juga menyebabkan warga kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih, baik untuk minum, memasak maupun sanitasi.
Siska menyebut pihaknya bekerja sama dengan pemerintah daerah dan relawan setempat dalam menyalurkan bantuan, demi memastikan distribusi berjalan dengan lancar dan tepat sasaran.
Selain memberi pasokan air bersih, mobil damkar juga digunakan untuk membersihkan lumpur dan kotoran yang menggenangi permukiman warga. Sejumlah petugas damkar turut membantu membersihkan rumah warga dan jalan-jalan utama.
“Aksi sosial ini menjadi bagian dari komitmen DPC GEKRAFS Kota Bekasi dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana alam. Kami tidak hanya fokus pada pengembangan ekonomi kreatif, tetapi juga turut berperan aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan,” papar Siska.
Ke depannya, sambung Siska, pihaknya akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya penanggulangan bencana dan pemulihan pasca-bencana. Langkah ini diharapkan dapat memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat dan memperkuat solidaritas dalam menghadapi tantangan bersama.
Diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mencatat sedikitnya 20 titik banjir yang tersebar di delapan kecamatan, pada Selasa, 4 Maret 2025.
Adapun titik banjir terparah berada di Kecamatan Jatiasih, sisanya berada di Kecamatan Bekasi Selatan, Bekasi Utara, Bekasi Timur, Rawalumbu, Pondokgede, Bekasi Barat dan Bantargebang.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi menyebut beberapa faktor yang menjadi penyebab banjir, seperti intensitas hujan yang tinggi dan lama serta air kiriman dari kota lain, mengingat posisi Kota Bekasi berada di daerah rendah.
Tinggalkan Balasan