Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi mencatat 532 penambahan kasus baru HIV di Kota Bekasi, Jawa Barat, sepanjang periode Januari hingga September 2024.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bekasi, Vevie Herawati mengatakan angka tersebut berdasarkan hasil dari 59.220 tes HIV yang dilakukan selama periode tersebut.

“Temuan ini berasal dari orang-orang yang melakukan tes HIV di Kota Bekasi. Sepanjang Januari hingga September 2024, ditemukan 532 kasus baru,” kata Vevie dalam keterangannya, Selasa, 3 Desember 2024.

Menurutnya, hasil data Sistem Pelaporan HIV AIDS (SIHA) Dinkes Kota Bekasi menunjukkan 413 kasus baru ditemukan pada laki-laki dan 119 kasus pada perempuan.

Vevie menyebut, para penderita HIV mencakup semua rentang usia, mulai dari anak-anak hingga di atas 50 tahun. Namun mayoritas berasal dari kelompok usia produktif, yakni 25-49 tahun dengan jumlah 371 kasus.

Adapun penularan penyakit mematikan ini dapat terjadi melalui berbagai faktor risiko. Meski sudah rahasia umum, namun faktanya masih banyak yang terkesan mengabaikan.

Faktor penularan antara lain, berhubungan seksual tanpa pengaman dengan pasangan yang terinfeksi. Berbagi jarum suntik yang tidak steril atau melalui transfusi darah yang terkontaminasi, Penularan dari ibu kepada bayinya, terutama jika tidak mendapatkan pengobatan antiretroviral (ARV).

“Pencegahan dapat dilakukan dengan meningkatkan edukasi, menyadari faktor risiko, menghindari perilaku berisiko, dan rutin memeriksakan status kesehatan,” ungkap Vevie.

Meski angka penambahan yang cukup tinggi, namun Vevie mengaku temuan kasus tahun ini masih lebih rendah dibandingkan tahun 2023 lalu.

“Pada tahun lalu, dari 74.295 orang yang menjalani tes, ditemukan 882 kasus baru. Jika dilihat dari data, temuan kasus menurun, meskipun data tahun ini baru sampai September,” paparnya.

Dinas Kesehatan Kota Bekasi terus mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan dan deteksi dini HIV guna menekan angka penularan di masa mendatang.