Bekasiraya.id – Presiden Prabowo Subianto menyoroti ironi kelangkaan minyak goreng yang pernah melanda Indonesia, saat menyampaikan pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI, Jumat (15/8/2025).

Dalam pidatonya, ia menyebut kejadian itu di luar logika. Sebab, sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia seharusnya tidak mengalami krisis minyak goreng.

“Negara dengan produksi kelapa sawit terbesar dunia pernah mengalami kelangkaan minyak goreng ini aneh sekali tidak masuk di akal sehat,” kata Prabowo.

Ia menilai kondisi itu terjadi akibat permainan manipulasi yang dilakukan oleh segelintir orang. Prabowo menyebut praktik tersebut sebagai bagian dari “serakahnomic”, di mana kekayaan sumber daya alam hanya dikuasai oleh sedikit pihak.

“Masa negara terbesar produsen di dunia, tapi berminggu-minggu hampir beberapa bulan kelapa sawit langka,” ujarnya.

Sebagai catatan, fenomena kelangkaan minyak goreng sempat terjadi pada 2022–2023.

Saat itu, harga minyak goreng di pasaran melonjak dari Rp 20.000 menjadi Rp 25.000 per liter. Sejumlah daerah bahkan mengalami kelangkaan pasokan.

Menanggapi situasi tersebut, pemerintah meluncurkan program MinyaKita untuk menstabilkan harga pangan, khususnya minyak goreng, di pasar domestik.

MinyaKita didistribusikan dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000 per liter, yang diklaim dapat memastikan masyarakat memperoleh minyak goreng sesuai harga yang telah ditetapkan.

Bekasiraya
Editor