Sebanyak 150 peserta dari tenaga kesehatan dan penanggung jawab KB Puskesmas mengikuti sosialisasi dan promosi KB pasca persalinan dan keguguran, di Hotel Merapi Merbabu, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 31 Oktober 2024.

Giat yang diadakan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bekasi ini menghadirkan narasumber dari tim pakar Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indoenesia (POGI), dr Sutarji.

Adapun tema sosialisasi yang dipilih, yakni “Kualitas Pelayanan KB Pasca Persalinan dan Keguguran Dalam Akselerasi Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Prevalensi Stunting Menuju Generasi Emas 2024”.

Kepala DPPKB Kota Bekasi, Ika Indah Yarti menjelaskan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi terus mendorong pelayanan KB di Kota Bekasi. Di antaranya dengan menggelar sosialisasi dan edukasi kepada lapisan masyarakat terkait pentingnya KB.

“Sosialisasi ini kita diharapkan dapat memperkuat pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya KB pasca persalinan dan keguguran. Sehingga lebih banyak ibu yang mendapatkan banyak akses kepada layanan ini dan meminimalisir resiko kematian,” ujarnya.

Ika pun mengapresiasi insan tenaga kesehatan dan penyuluh KB dan peserta lainnya dalam sosialisasi kali ini dan peran sertanya dalam meningkatkan capaian pelayanan KB di Kota Bekasi.

Ia juga berharap para nakes yang sudah berpengalaman dalam melayani KB, tidak abai mengurus pencatatan data dan pelaporan pelayanan KB yang dinput pada aplikasi Sistem Informasi Keluarga (SIGA) BKKBN.

“Alhamdulilah capaian program KB pada DPPKB sudah meningkat dan hampir selalu memenuhi target, terlebih unmet need KB menurun. Terima kasih karena apa yang sudah dilakukan, sudah dikerjakan sudah tercantum atau terdata di aplikasi SIGA,” paparnya.

“Sehingga dalam kesempatan ini saya mohon bila sudah dilakukan, dapat diupdate ke aplikasi sistem informasi keluarga. Supaya data ini bisa valid dan akhirnya akan menunjukan capaian target dan penurunan unmet need KB,” jelasnya.

Sebagai informasi, unmet need KB adalah persentase usia subur yang ingin ber-KB tapi tidak mendapatkannya. Unmet need KB merupakan indikator penting dalam kesehatan reproduksi karena menggambarkan hambatan-hambatan dalam akses terhadap metode kontrasepsi. Seiring peningkatan pelayanan KB, maka nilai unmeet need KB berkurang.

Sementara itu, Kepala Bidang KB pada DPPKB Kota Bekasi, Dezi Syukrawati mengatakan idealnya pelayanan KB diberikan setelah persalinan sampai dengan kurun waktu 42 hari dengan tujuan mengatur jarak kelahiran, jarak kehamilan dan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan sehingga keluarga dapat merencanakan kehamilan yang aman dan sehat.

Menurutnya, KB bukan hanya sekedar program pengaturan jumlah kelahiran, tetapi juga upaya strategis untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga. KB yang efektif dapat membantu dalam menurunkan AKI dan AKB.

“Pemkot Bekasi berupaya mendorong peningkatan kualitas pelayanan KB pasca persalinan dalam akselerasi penurunan AKI dan AKB serta prevalensi stunting menuju zero new stunting,” tandas Dezi.