Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi nomor urut 2, Uu Saeful Mikdar-Nurul Sumarheni menyebut kemacetan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan ketidakseimbangan antara ruas jalan yang tersedia dengan mobilitas penduduk.

Dalam hal ini, Nurul menegaskan sangat tidak mungkin membatasi mobilitas masyarakat karena sama artinya dengan membatasi perputaran roda perekonomian.

“Oleh karena itu yang harus kita perhatikan adalah menambah ruas jalan dengan pelebaran maupun pembangunan flyover. Tapi itu tentu butuh waktu dan juga sumber daya yang sangat besar,” ujar Nurul dalam acara debat Pilkada Kota Bekasi 2024, Jumat, 1 November 2024.

Oleh karena itu, Nurul menyampaikan langkah yang paling mungkin dan efektif untuk dilakukan, yakni dengan membatasi jumlah kendaraan di jalan-jalan dan membangun sistem transportasi umum yang nyaman untuk mobilitas warga Kota Bekasi.

“Tentu saja transportasi itu harus bisa menjangkau seluruh wilayah Kota Bekasi, disesuaikan dengan kondisi ruas jalan yang ada. Jalan-jalan lingkungan tentu beda perlakuannya dengan jalan-jalan protokol,” jelasnya.

Seperti diketahui, kemacetan masih menjadi salah satu permasalahan besar di Kota Bekasi. Kondisi ini begitu sulit diatasi, meski sudah beberapa kali berganti pucuk pimpinan.

Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kota Bekasi, tingkat kepadatan lalu lintas dilaporkan meningkat 10 persen setiap tahunnya. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bekasi melaporkan pertumbuhan 8 persen kendaraan per tahun. Sementara infrastruktur kendaraan hanya bertambah 2 persen.