Elektabilitas paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto-Harris Bobihoe dikabarkan paling tertinggi dibandingkan dua paslon lainnya.

Pendiri relawan GO TRI, Syahrul Ramadhan menilai Tri-Harris sebagai pasangan paling tepat memimpin warga kota patriot yang majemuk.

Menurutnya, visi misi Tri-Haris melalui sejumlah programnya, sangat relevan dan mudah terwujud apabila terpilih sebagai pemimpin Kota Bekasi.

“Tidak perlu menunggu waktu lama untuk mewujudkan visi misi bila mereka terpilih. Yang relevan, misalnya bagaimana melanjutkan keberlangsungan pembangunan, menjadikan Bekasi keren,” ujar Syahrul, Senin (30/9/2024).

Menurutnya, Tri-Harris mampu meningkatkan pembangunan di segala sektor, seperti SDM, kesehatan, pendidikan, pembangunan infrastruktur, serta memajukan ekonomi kreatif.

Ia menegaskan, visi misi yang baik sejatinya harus mampu menjawab permasalahan sebuah daerah, bukan sekedar jargon, apalagi tidak fokus dan realistis dengan kondisi yang sebenarnya.

“Kota Bekasi ke depan memiliki tantangannya tersendiri. Sampai saat ini ketiga paslon di Kota Bekasi telah punya program unggulan. Untuk pasangan Tri Adhianto dan Harris Bobihoe memiliki visi misi yang realistis,” tegasnya.

Pernyataan ini, lanjut Syahrul, berdasarkan keinginan Tri-Harris untuk menyelesaikan layanan dasar bagi masyarakat di bidang infrastruktur, kesehatan, pendidikan dan ekonomi.

Ia menyebut pasangan nomor urut 3 ini tidak ingin terjebak dengan retorika yang sejatinya tidak bisa dijalankan, karena tidak realistis.

“Sesuatu yang tak realistis ketika ada paslon yang menawarkan program dalam bentuk nilai uang, misalkan sekian ratus juta untuk RT RW, sekian miliar untuk A dan B. Suatu program yang terus terang tidak terlalu mendidik dan sebuah tawaran yang pragmatis,” paparnya.

Ia beranggapan, visi misi yang menawarkan nominal uang, membuat pilkada terkesan hanyalah arena distribusi sumber daya yang pragmatis pada masyarakat.

“Jangan sampai karena para paslon ingin populis, sehingga setiap program seolah-olah harus pro rakyat dan harus menawarkan uang, suatu cara berfikir yang amat keliru dalam teori perencanaan apapun. Program itu harus diterjemahkan, jangan sekadar kalimat-kalimat indah yang tak bersentuhan dengan bumi,” tegasnya.

Namun, Syahrul yakin dan optimis, warga Kota Bekasi sudah memiliki pengetahuan dan kecerdasan alamiah, bahwa di setiap kontestasi politik bisa dipahami mana yang benar-benar nyata atau hanya sekedar janji manis.

“Kecerdasan alamiah itu kemudian juga mesti disadari oleh para paslon dan tim suksesnya. Sebab kalau tidak, mereka akan terkejut ketika melihat hasil pilkada nanti,” tandasnya.