Kepergian tujuh remaja yang tewas di Kali Bekasi, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, masih menyisakan duka mendalam bagi sanak keluarga dan kerabat.

Salah satunya orangtua Vino Septriani (15) yang masih merasa terpukul dengan kepergian sang putra yang begitu cepat dan tragis.

Terlebih anak pasangan Maulana dan Melinda Wijaya itu meregang nyawa tepat di hari ulang tahunnya, Minggu 22 September 2024.

Untuk mengenang kepergian Vino, kedua orang tua bersama keluarga besar menggelar tabur bunga dan doa bersama di Kali Bekasi, tepatnya di titik korban menceburkan diri bersama remaja lainnya.

“Alhamdulillah hari ini bersama dengan istri dan keluarga menggelar tabur bunga dan doa bersama untuk mengenang kepergian almarhum dan korban lainnya. Mudah-mudahan almarhum diterima di sisi Allah SWT,” ujar Maulana, ayah korban, Minggu, 29 September 2024.

Ia menyayangkan sikap Tim Presisi Polres Metro Bekasi Kota yang tidak langsung berusaha menolong para korban usai menceburkan diri ke Kali Bekasi.

“Baru ada upaya dari kepolisian setelah korban ditemukan tewas, ini kan sudah sangat terlambat,” ucap Maulana.

Atas hal ini pihak keluarga menyerahkan seluruh pengungkapan kasus kepada pihak kepolisian. Keluarga berharap kasus ini bisa diungkap secara transparan tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Pihak keluarga juga berencana menempuh jalur hukum apabila ditemukan tindak pidana, seperti kelalaian oleh Tim Presisi.

Vino Satriani teridentifikasi sebagai salah satu dari tujuh korban tewas di Kali Bekasi, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Jenazah remaja malang itu tiba di rumah duka di Kampung Kelapa Dua, Pedurenan, Mustikajaya, Kamis, 26 September 2024 malam, usai lima hari berada di RS Polri Kramat Jati.

Tangis histeris keluarga pecah saat menyambut jenazah. Bahkan ibu korban nyaris pingsan lantaran tak percaya putra sulungnya itu akan pergi dengan cara yang tragis.

Sejumlah kerabat dan rekan korban juga ikut bersedih atas kepergian almarhum. Terlebih korban meninggal tepat di hari perayaan ulang tahunnya yang ke-15.

Usai disholatkan, jenazah kemudian dibawa ke TPU Kamboja, tepat di sebelah makam sang adik. Ibu korban lagi-lagi berteriak histeris hingga nyaris pingsan, saat melihat jenazah anaknya dimasukkan ke liang lahat.