Bekasiraya.id, Kota Bekasi – Dalam rangka meningkatkan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Bekasi menggelar kegiatan Sosialisasi Pangan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) di Aula Nonon Sontanie, Jumat (1/8/2024).

Acara dihadiri oleh 150 peserta PKK se-Kota Bekasi dan dibuka oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi, Herbert Panjaitan. Sedangkan yang menjadi narasumber, yakni Tan Shot Yen (Founder Tan & Remanlay Institute).

Herbert menyampaikan pentingnya individu untuk mengonsumsi pangan dengan kandungan gizi lengkap, jumlah berimbang antar kelompok pangan, memerhatikan cita rasa, daya cerna, daya terima dan daya beli masyarakat, yang dikenal dengan istilah pangan B2SA.

“Dengan mengonsumsi pangan B2SA, dapat memperbaiki gizi, status kesehatan dan mencegah stunting,” ujarnya.

Melalui sosialisasi ini, masyarakat Kota Bekasi diharapkan semakin sadar tentang pentingnya mengonsumsi pangan B2SA sehari-hari. Sosialisasi ini juga memperkenalkan penganekaragaman sumber pangan lokal yang tak kalah dengan impor.

Penganekaragaman pangan adalah upaya peningkatan ketersediaan dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman serta berbasis pada potensi sumber daya lokal. Pangan beragam artinya terdapat bermacam-macam jenis makanan, baik hewani maupun nabati, sebagai sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.

“Makanan yang dikonsumsi harus beragam jenisnya karena tiap makanan memiliki kandungan gizi yang berbeda, sehingga kebutuhan gizi kita dapat terpenuhi. Bergizi artinya mengandung zat gizi makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tubuh,” jelas Herbert.

Seimbang artinya dikonsumsi secara cukup sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan Isi Piringku. Dan aman artinya harus bebas dari cemaran fisik, kimia, dan mikrobiologi sehingga proses pengolahan dan penyimpanan makanan harus dilakukan dengan baik.

Pola konsumsi masyarakat Kota Bekasi saat ini mengalami perubahan menjadi kurang beragam, yang ditandai dengan penurunan skor pola pangan harapan (PPH) Kota Bekasi. Skor PPH merupakan tolak ukur dalam melihat situasi keberagaman konsumsi pangan.

Penghitungan Skor PPH didasarkan pada data survei sosial ekonomi (SUSENAS). Pada tahun 2023, Skor PPH Kota Bekasi sebesar 91,8 menurun dibandingkan pada tahun 2022 sebesar 94.1, sehingga diperlukan upaya untuk mendorong masyarakat menerapkan pola konsumsi pangan dengan kaidah B2SA.

“DKPPP Kota Bekasi berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui berbagai program dan kegiatan yang berkaitan dengan pangan dan gizi, antara lain melalui program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat,” imbuh Herbert.

Sementara narasumber Tan Shot Yen dalam pemaparannya menyampaikan tentang pentingnya pemenuhan gizi dari pangan B2SA bagi kesehatan keluarga. Pentingnya peran ibu dalam menyajikan menu sehat bagi keluarga serta pengenalan sumber pangan lokal bagi pemenuhan kebutuhan pangan sesuai kaidah B2SA.

Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia. Pangan harus cukup jumlah, mutu, gizi, aman, tidak bertentangan dengan agama dan budaya Masyarakat. Pangan B2SA dibutuhkan untuk Masyarakat Kota Bekasi yang lebih sehat dan semakin Sejahtera.