Bekasiraya.id, Kota Bekasi – Forum Komunikasi Kerukunan (FKK) 124 yang berisi aktivis 27 Juli, menyampaikan petisi dukungan terhadap Mochtar Mohamad (M2) maju sebagai calon Wali Kota Bekasi di Pilkada Serentak 2024 mendatang.
Petisi yang ditandatangani M2 tersebut rencananya akan disampaikan langsung kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
“Kami akan menyampaikan petisi dukungan ini langsung kepada Ibu Megawati Sukarnoputri, bahwa kami yang meminta Haji Mochtar Mohamad maju Pilkada Kota Bekasi 2024,” kata Sekretaris FKK 124 Indonesia, Noval, Selasa (21/5/2024).
Ia menjelaskan, dukungan terhadap M2 diberikan karena melihat rekam jejak politikus senior PDI Perjuangan itu dalam birokrasi, sehingga layak maju di Pilkada Kota Bekasi.
“Dari sekian banyak kader PDI Perjuangan Kota Bekasi, kami melihat hanya Pak Mochtar Mohamad yang pantas. Beliau punya rasa kemanusiaan yang tinggi terhadap masyarakat Kota Bekasi. Terbukti saat menjabat dulu banyak menolong orang susah,” paparnya.
Selain itu, lanjut Noval, banyaknya permintaan dari berbagai kalangan untuk M2 maju di Pilkada, menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat masih sangat tinggi untuk mantan Wali Kota Bekasi itu kembali memimpin.
“Kami melihat langsung penerimaan masyarakat Bekasi yang terus menerus tak henti mendatangi kediamannya untuk memberi dukungan baik moril dan materiil,” ujar Noval.
“Begitu banyaknya dukungan yang terus berdatangan kepada Pak Mochtar, menandakan bahwa rakyat Kota Bekasi mencintai dan ingin kembali dipimpin oleh Pak Mochtar. Atas dasar-dasar tersebutlah, kami memintanya maju,” jelasnya.
Noval menambahkan, sebagai bagian dari keluarga PDI Perjuangan, pihaknya berharap M2 bisa mendapatkan rekomendasi partai untuk maju di Pilkada Kota Bekasi 2024.
“Sesuai dengan janji Pak Mochtar kepada kami, bahwa Kota Bekasi akan menjadi kota percontohan, dimana konsep Trisakti Bung Karno diimplementasikan, yaitu Berdaulat Secara Politik, Berdikari Secara Ekonomi dan Berkepribadian Dalam Kebudayaan melalui Program M2, yaitu Mandiri dan Madani,” ungkapnya.
Sebagai informasi, penamaan aktivis 27 Juli berasal dari peristiwa penyerangan kantor PDI pada 27 Juli 1996. Peristiwa yang dikenal dengan sebutan Kudatuli itu selalu diperingati oleh PDI Perjuangan setiap tahunnya.
Sebanyak 124 orang aktivis 27 Juli yang menjadi korban, merupakan embrio dan cikal bakal semangat perjuangan untuk melahirkan reformasi yang menumbangkan kekuasaan orde baru. Akhirnya 124 orang korban Kudatuli membentuk komunitas yaitu Forum Komunikasi Kerukunan (FKK) 124.
“Seiring perjalanannya, FKK 124 kini hanya tinggal beranggotakan sekitar 60 orang saja, karena sebagian sahabat kami sudah tutup usia,” tandas Noval.