Bekasiraya.id, Kota Bekasi – Ketua Umum Forum Komunikasi Intelektual Muda Indonesia (Forkim), Mulyadi mengatakan peran generasi milenial sangat penting dalam mengawal pesta demokrasi.
Julukan “Agent of Change” menempatkan generasi muda sebagai agen yang memiliki peran krusial dalam penentuan nasib bangsa. Salah satunya melalui partisipasi di Pemilu 2024.
Terlebih di era digitalisasi dan penggunaan media sosial yang akrab dengan milenial, tentunya bisa menjadi representasi bagi kaum muda untuk unjuk gigi mengawal demokrasi.
“Kami berharap aksi nyata para pemilih milenial dalam mengawal tegaknya demokrasi di negeri ini. Artinya pemilih milenial ikut aktif mengawasi sebagai manifestasi dari kedaulatan rakyat,” ujar Mulyadi dalam sosialisasi bertema “Peran Serta Generasi Milenial dalam Menyongsong Pemilu Serentak 2024 di Era Kemajuan Teknologi Digital” yang digelar Bawaslu di SMA Korpri Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Jumat (17/11/2023).
Mulyadi menilai, digitalisasi politik tidak turun hanya dengan manfaat saja, tapi juga dengan konsekuensi. Mudharat yang muncul dari digitalisasi, menurutnya masih bisa diminimalisir ketimbang manfaat positifnya yang sangat luas.
Terutama melihat penggunaan media sosial pada generasi Z dan milenial yang disebut-sebut sudah mencapai di angka 93 persen. Meski tidak semua tertarik pada percakapan politik, tetapi dengan sentuhan terkini, generasi Z dan milenial bisa juga tergerak untuk berkomentar.
“Yang secara tidak langsung generasi muda mau untuk ikut serta dalam percakapan politik. Begitu nanti mereka generasi Z dan Milenial melihat yang lebih seriusnya, mereka akan menyatakan pendapat yang serius juga,” terangnya.
Mulyadi menyebutkan, politik di Kota Bekasi sejatinya dikuasai oleh milenial, melalui postingan meme maupun kata-kata berbau satire yang diutarakan bagi Pemerintahan Kota Bekasi. Hal ini semata-mata untuk membuat Kota Bekasi lebih baik ke depannya.
“Jadi saya anggap politik Kota Bekasi bukan sekadar disaksikan oleh milenial, tapi juga diaktifkan oleh mereka. Melalui komentar-komentar cerdas, itu kan percakapan politik mutakhir, dengan semacam satire-satire yang dibuat oleh milenial,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Mulyadi mengajak seluruh generasi milenial untuk meningkatkan partisipasi dalam konstelasi politik 2024 di Kota Bekasi. Sudah saatnya kaum muda berperan memantau dan melakukan pengawasan partisipatif kepada Penyelanggara Pemilu KPU Kota Bekasi, Bawaslu dan peserta pemilu.
“Karena proses pemilu yang sudah dimulai, jika melihat penyelenggara pemilu dan caleg berduaan di warung kopi, dan lain-lain, potret, laporkan! Keterlibatan semua pihak dalam pengawasan pemilu akan menjamin keadilan bagi semua pihak,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan