Rabu, Januari 15, 2025
BerandaBekasi Hari IniKemendikbud Dinilai Tak Transparan Soal Rapendik 2023

Kemendikbud Dinilai Tak Transparan Soal Rapendik 2023

MEGAPOLITAN.ID – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dinilai tak sepenuhnya transparan terkait Rapor Pendidikan (Rapendik) Indonesia 2023 yang baru saja diluncurkan.

Dewan Pengawas Yayasan Penggerak Indonesia Cerdas, Dhitta Puti Sarasvati menilai Kemendikbud Ristek tidak menunjukkan data sebenarnya kompetensi literasi dan numerasi murid dalam Rapendik 2023.

Hal ini, kata dia, dikarenakan Kemendikbud dianggap hanya ingin menyenangkan Presiden Joko Widodo semata dengan angka-angka yang memuaskan.

[bacajuga judul="Baca Juga:" berdasarkan="tag" mulaipos="3"]

Dhitta menuturkan, seharusnya Kemendikbud Ristek menunjukkan secara gamblang tentang indikator literasi apa yang sudah baik dan belum.

Menurutnya, standar minimum itu harus dijelaskan apa artinya. Dengan demikian, publik bisa menilai seberapa kemajuan  capaian kompetensi literasi dan numerasi siswa Indonesia saat ini.

“Rapendik ini sangat tidak transparan. Tidak ada indikator penilaian literasi dan numerasi yang dipublikasikan sehingga publik juga tidak bisa menilai apakah Rapendik ini bisa menjawab darurat literasi yang sedang melanda Indonesia. Ada ketidakjujuran dalam penyusunan laporan tersebut karena masih ada yang disembunyikan,” ujar Dhitta dalam keterangannya, Jumat (29/9/2023).

[bacajuga judul="Baca Juga:" berdasarkan="tag" mulaipos="6"]

Dalam rapendik tersebut, dilaporkan pada  jenjang SD sebanyak 61,53% murid memiliki kompetensi literasi di atas minimum. Jumlah ini naik 8,11 dari 2021 (53,42%). Dalam kompetensi numerasi, murid yang memiliki kompetensi numerasi di atas minimum, berjumlah 46,67% atau naik 16,01 dari 2021 (30,66%).

Di jenjang SLTP, murid memiliki kompetensi literasi di atas minimum berjumlah 59%, naik 7,63 dari 2021 (51,37%). Dalam kompetensi numerasi, sebanyak 40,63% di atas minimum atau naik 3,79 dari 2021 (36,84%).

Sedangkan di jenjang SMA, sebanyak 49,26% murid memiliki kompetensi literasi di atas minimum, turun 4,59 dari 2021 (53,85%) dan untuk kompetensi nnumerasi sebanyak 41,14% murid memiliki kompetensi numerasi di atas minimum, naik 5,98 dari 2021 (35,16%).

Menurut Dhitta, publik membutuhkan fakta-fakta tentang kemampuan murid Indonesia secara lebih detail. Apa saja kemampuan anak di bidang literasi, bagaimana pemahaman bacaan, dan seterusnya. Ada banyak indikator literasi yang mesti diketahui agar publik juga bisa ikut serta dalam melakukan perbaikan.

Menurutnya, dengan dana Rp 80,22 triliun yang disediakan APBN untuk Kemdikbud Ristek sepanjang 2023, seharusnya laporan ini bisa lebih  transparan.

“Tanpa transparansi laporan, Rapendik Tahun 2023 ini tidak berguna sama sekali bagi publik dan bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Data-data yang disajikan dalam Rapendik hanya untuk memuaskan para pejabat semata,” tegasnya.

Rapendik 2023 diketahui melibatkan 267.381 sekolah dan madrasah di seluruh provinsi. Juga melibatkan 246.430 kepala sekolah, 3.259.877 guru dan 6.649.311 murid.

Ada 11 indikator utama penilaian, yaitu kemampuan literasi, kemampuan numerasi, karakter, iklim keamanan sekolah, iklim inklusivitas sekolah, iklim kebinekaan sekolah, kualitas pembelajaran, penyerapan lulusan SMK, kemitraan dan keselarasan SMK dengan dunia kerja, presentasi PAUD terakreditasi minimal B dan angka partisipasi sekolah.

Rapendik merupakan hasil evaluasi sistem pendidikan yang dinilai berdasarkan hasil belajar murid, proses pembelajaran, pemerataan kualitas layanan, kualitas pengelolaan sekolah, dan kualitas sumber daya manusia yang terlibat di sekolah.

Rapendik berasal dari hasil Asesmen Nasional (AN), Data Pokok Pendidikan (Dapodik), sistem pendataan pendidikan yang dikelola Kementerian Agama (EMIS), Badan Pusat Statistik (BPS), aplikasi untuk guru dan tenaga kependidikan (seperti PMM, ARKAS, dan SIMPKB), Badan Akreditasi Nasional (BAN) serta Tracer Study (khusus data jenjang SMK).

Pengamat pendidikan dari Vox Point Indonesia, Indra Charismiadji mengatakan Rapendik ini menjauhkan upaya bangsa ini untuk meningkatkan Human Capital Indeks (HCI).

Menurutnya, tidak adanya data kompetensi literasi dan numerasi murid dalam Rapendik 2023, membuat publik sulit membandingkan berapa skor kompetensi murid Indonesia dengan skor  negara maju. Padahal tingkat kompetensi murid Indonesia akan sangat menentukan skor HCI Indonesia.

“Yang nantinya saya prediksi bakal bertolak belakang dengan hasil Rapendik ini adalah PISA 2022 yang tidak akan lama lagi diumumkan. Faktanya kualitas pendidikan Indonesia semakin turun. Baru beberapa minggu yang lalu, saya membahas kondisi anak-anak SMP Negeri di Jawa Barat yang tenyata belum bisa membaca,” papar Indra.

Saat ini, tahun 2020, skor HCI Indonesia 0,54 persen. Artinya produktivitas dari setiap anak yang lahir hanya mencapai 54 persen dari kapasitas idealnya. Skor ini sangat jauh dari skor negara lain seperti Singapura, Jepang, Korsel, Australia dan China. Posisi HCI Indonesia berada pada tingkat 96 dari 173 negara.

“BPK mestinya mengaudit kinerja Kemdikbud Ristek tidak hanya dari sisi anggaran saja tetapi juga dari sisi kinerja sehingga apa yang dianggarkan oleh pemerintah berbanding lurus dengan hasil dan capaian kinerjanya,” tandas Indra.

Baca juga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Linimasa

Pria Diduga Ojol Nekat Onani di Depan Toko Pakaian di Bekasi

Seorang pria berjaket ojek online (ojol) di Kota Bekasi, Jawa Barat, melakukan tindakan eksibisionis di depan sebuah toko pakaian. Aksi pelaku terekam kamera CCTV...

Dianggap Langgar Kesepakatan, Sopir Angkot Blokade Lajur Biskita

Puluhan sopir angkot K11 jurusan Bantargebang-Terminal Bekasi, memblokade jalur perjalanan Biskita Trans Bekasi Patriot, tepatnya di depan Pasar Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat. Biskita yang...

Jambret di Rawalumbu Bekasi Gagal Bawa Kabur Tas Emak-Emak

Seorang emak-emak menjadi korban penjambretan saat baru pulang menjemput anaknya di sekolah. Beruntung korban masih bisa menyelamatkan tas yang hendak dijambret, sehingga tidak kehilangan...

Gudang Produksi Limbah Karet di Bekasi Terbakar

Sebuah gudang produksi pengolahan limbah karet di Jalan Telkom, Padurenan, Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, terbakar pada Selasa (14/1/2025) dini hari. Api diduga berasal...

Kantor Imigrasi Bekasi Raih Penghargaan Pelopor Pelayanan Melalui Immigration Lounge

Kantor Imigrasi Bekasi menjadi pelopor pelayanan keimigrasian pertama di Jawa Barat yang menyentuh langsung ke masyarakat, dengan menghadirkan Immigration Lounge di Grand Metropolitan Mall...

Kediaman Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Bekasi Digeledah KPK

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kediaman Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto di Taman Villa Kartini, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa...

Jasad Bocah Laki-Laki Ditemukan Terbungkus Sarung di Bekasi

Jasad bocah laki-laki yang diperkirakan berusia lima tahun, ditemukan terbungkus sarung di ruko kawasan Jatibaru, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Januari...

Kas Daerah Kota Bekasi Tahun 2024 Meningkat, Capai 2,75 Triliun

Pendapatan kas daerah Kota Bekasi di penghujung tahun 2024 mencapai Rp 2,75 triliun. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. "Iya, uang yang masuk ke kas...

Kepergok Curi Motor, Pasangan Kekasih jadi Bulan-Bulanan Warga

Pasangan kekasih, J (34) dan S (26), terciduk warga sedang mencuri sepeda motor di Perumahan Metland Cibitung, Desa Wanajaya, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa...

Tito Karnavian: Daya Beli Masyarakat Relatif Stabil Meski Ada Kenaikan Komoditas

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan terdapat beberapa kenaikan harga bahan pangan selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Hal ini disampaikan saat ia...

Berita Terpopuler