MEGAPOLITAN.ID – Sudah lebih dari sepekan cuaca panas ekstrem melanda banyak wilayah di Indonesia, dengan suhu udara maksimum di kisaran 35-37 derajat Celsius.
Tujuh wilayah di Indonesia yang diprediksi akan mengalami panas ekstrem hingga akhir tahun 2023, berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Tujuh wilayah yang dimaksud, yaitu Sumatera bagian tengah hingga selatan, Riau bagian selatan, Jambi, Lampung, Banten, dan Jawa Barat.
“Sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa, prediksinya akan mengalami hujan yang sangat kecil, kecuali spot-spot yang memiliki topografi tinggi,” kata Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan, Minggu 1 Oktober 2023.
Menurutnya, ketujuh wilayah tersebut akan mengalami kekeringan ekstrem selama periode Agustus hingga Oktober 2023, yang disebabkan fenomena El Nino.
El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal, yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.
Pengaruh El Nino memicu pembentukan awan hujan relatif rendah, sehingga musim hujan akan menjadi lebih lambat, dimana sebagian besar terjadi pada November.
Sebagian wilayah Indonesia, khususnya wilayah bagian selatan Equator, cenderung masih musim kemarau.
Hal ini disebabkan angin timuran yang berasal dari belahan bumi selatan yang membawa massa udara kering masih cukup kuat berembus.
Karena itu ketujuh daerah diperkirakan terdampak El Nino yang cukup parah. Hujan akan turun sangat jarang sehingga berpotensi menciptakan kondisi kekeringan.
Ardhasena meminta masyarakat untuk selalu waspada terhadap dampak yang akan muncul akibat fenomena ini, terutama bagi petani yang kerap mengalami gagal panen.
BMKG meminta Kementerian Pertanian untuk secepatnya mengatasi masalah ini. Apalagi, wilayah pertanian banyak terdapat di Jawa Barat yang diprediksi akan mengalami dampak El Nino yang cukup parah.
“Jawa Barat ini banyak sawah. Kalau mereka terkena dampak El Nino yang cukup parah, maka harus melakukan langkah siaga, seperti mengelola air hujan, atau memanen air hujan seperti di Sulawesi Tengah,” imbuh Ardhasena.
Tinggalkan Balasan